The Walt Disney Company atau Disney menyampaikan informasi kepada para investor bahwa virus corona (COVID-19) sudah berdampak ke banyak segmen bisnis sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan dalam memprediksi kinerja di masa mendatang.
"Kami sudah menutup taman hiburan, menunda bisnis pelayaran kapal pesiar, dan pertunjukan teater kami, menunda distribusi film secara domestik dan internasional dan mengalami gangguan rantai pasokan dan dampak penjualan iklan," kata manajemen dalam suratnya kepada kepada Securities and Exchange Commission, otoritas bursa di AS, dikutip CNBC International, Jumat (20/3/2020).
"Selain itu pembuatan dan ketersediaan konten yang kami andalkan untuk berbagai jalur distribusi juga terganggu termasuk yang paling signifikan pembatalan acara olahraga tertentu dan penghentian produksi sebagian besar konten film dan televisi," tambah manajemen Disney.
Mengacu data perdagangan, saham Disney di New York Stock Exchange (NYSE) atau bursa Wall Street ambles sekitar 37% sejak Januari hingga perdagangan Kamis, jatuh di bawah level US$ 100 per saham untuk pertama kalinya sejak Oktober 2017.
Jumat pagi waktu Indonesia, saham Disney berkode DIS ini di NYSE turun 6,9% di level US$ 94,93/saham.
Pada 28 Desember 2019, Fitch Ratings mencatat Disney masih punya sekitar US$ 48 miliar atau Rp 768 triliun dari utang dan sekitar US$ 6,8 miliar atau Rp 109 triliun dari kas.
Lembaga pemeringkat kredit global iut juga mencatat bahwa Disney memiliki pinjaman revolver yang tersedia sebesar US$ 12,25 miliar di bawah tiga fasilitas kredit.
"Pandemi virus corona akan secara material melemahkan operasi dan profil kredit Disney dalam waktu dekat (dua hingga tiga kuartal berikutnya). Namun Fitch mengantisipasi bahwa bisnis Disney akan dinormalisasi secara bertahap sejalan dengan kembalinya aktivitas ekonomi ketika ancaman virus corona berkurang," tulis riset Fitch.
Disney juga mencatat bahwa COVID-19 dapat berdampak pada biaya pinjaman mereka di masa depan, tapi dampak lain dari virus corona yang dikhawatirkan perusahaan ialah perubahan pola perilaku konsumen dalam menghindari corona.
Rilis film studio
Tekanan bisnis Disney terus berlanjut. Perusahaan akhirnya menunda rilis satu film dari jadwal yang semestinya kuartal kedua yakni Mulan dan hampir semua film yang akan dirilis kuartal ketiga. Kalender fiskal Disney digeser, sehingga kuartal kedua adalah Januari hingga Maret dan kuartal ketiga adalah April hingga Juni.
Berikut semua film yang diproduksi Grup Disney baik lewat Disney, Searchlight Pictures dan 20th Century yang akan dirilis pada kuartal ketiga:
- New Mutans - 3 April (ditunda)
- Antlers - 17 April (ditunda)
- Black Widow - 1 Mei (ditunda)
- The Personal History of David Copperfield - 8 Mei (ditunda)
- The Woman in the Window - 15 Mei (ditunda)
- Artemis Foul - 29 Mei
- Soul - 19 Juni
Dari Januari hingga Maret tahun lalu, film yang diproduksi Disney (tidak termasuk rumah produksi Searchlight Pictures dan 20th Century yang juga dimiliki Disney) menghasilkan US$ 489,6 juta atau Rp 7,83 triliun penjualan di box office Amerika Utara.
Sebagai perbandingan, mulai 1 Januari hingga 15 Maret tahun ini, Disney telah menjual sekitar US$ 232,7 juta tiket di Amerika Utara, belum termasuk Searchlight Pictures dan 20th Century).
Seandainya Mulan tidak dipaksa pindah rilis pada 27 Maret, perusahaan bisa mendapatkan tambahan keuntungan. Mulan diperkirakan akan menghasilkan penjualan antara US$ 80 juta hingga US$ 100 juta selama debutnya di Amerika Utara.
Periode April hingga Juni akan berdampak lebih besar. Sebab pada 2019, dari 1 April hingga 30 Juni, film-film yang diproduksi Disney hanya menghasilkan US$ 1,54 miliar di Amerika Utara. Searchlight Pictures dan 20th Century mengumpulkan US$ 114,7 juta, menurut data dari Comscore.
Dicetak ulang dari CNBC Indonesia, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli.
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()