
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah terpantau menguat tapi masih ada potensi bergerak volatil karena risalah the Fed masih hawkish.
Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,15% di angka Rp16.365/US$ pada kemarin, Rabu (3/7/2024). Nilai tukar rupiah masih akan dipengaruhi oleh keyakinan investor mengenai kebijakan suku bunga The Fed. Para pelaku pasar hingga saat ini menilai suku bunga The Fed akan dipangkas dua kali hingga akhir tahun ini.
Menurut data perangkat Fedwatch, pemangkasan pertama terjadi pada pertemuan September sebesar 25 basis poin menjadi 5,00% - 5,25%. Peluangnya sebesar 59,9%. Kemudian pada pertemuan Desember akan terjadi pemangkasan suku bunga sekali lagi sebesar 25 basis poin ke 4,75% - 5,00%.
Terbaru, rilis risalah The Fed atau FOMC Minutes pertemuan 11-12 Juni. Pejabat Federal Reserve pada pertemuan terakhir mereka mengakui perekonomian AS tampaknya melambat dan "tekanan harga berkurang," namun tetap menyarankan pendekatan wait and see sebelum melakukan penurunan suku bunga.
Namun jika narasi seputar inflasi menunjukkan keyakinan bahwa inflasi sedang menuju ke arah penurunan, para pengambil kebijakan bank sentral AS belum siap untuk membuka kemungkinan penurunan suku bunga.
Para pejabat "tidak memperkirakan bahwa akan tepat untuk menurunkan suku bunga sampai informasi tambahan muncul untuk memberi keyakinan lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju" target 2%, kata risalah tersebut.
Para pengambil kebijakan masih menilai bahwa angka tersebut "meningkat" dan hanya menunjukkan perbaikan "sederhana" sejak pertemuan terakhir mereka, sebuah fakta yang membenarkan kelanjutan kebijakan moneter ketat meskipun perekonomian tampak melambat dan tekanan harga berkurang , menurut risalah tersebut.
"Sebagian besar peserta menilai bahwa pertumbuhan aktivitas ekonomi tampaknya melambat secara bertahap, dan sebagian besar peserta menyatakan bahwa mereka memandang kebijakan saat ini bersifat membatasi," dan oleh karena itu kemungkinan akan semakin mengekang perekonomian dan inflasi, menurut risalah tersebut.
Namun dalam pemungutan suara untuk mempertahankan suku bunga kebijakan tetap stabil pada kisaran 5,25%-5,50% seperti yang telah terjadi selama satu tahun, "para peserta mencatat bahwa kemajuan dalam mengurangi inflasi tahun ini lebih lambat dibandingkan perkiraan mereka pada bulan Desember lalu," demikian isi risalah tersebut. , dengan "beberapa peserta" menekankan perlunya kesabaran sebelum menurunkan suku bunga, dan "beberapa" menyebutkan kemungkinan perlunya menaikkan suku bunga lebih lanjut jika inflasi kembali meningkat
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah kini terkonsolidasi, paling dekat rupiah bisa masih potensi melanjutkan pelemahan ke Rp16.420/US$, ini didapatkan dari high candle intraday 27 Juni 2024.
Sementara untuk support atau potensi penguatan terdekat bisa menguji ke Rp 16.360/US$ yang bertepatan dengan MA200nya.
![]() Pergerakan rupiah melawan dolar AS |
Dicetak ulang dari cnbcindonesia, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()