
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditengarai karena sikap bank sentral AS (The Fed) yang semakin dovish belakangan ini.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,28% di angka Rp16.190/US$ pada hari ini, Kamis (11/7/2024). Penguatan ini selaras dengan yang terjadi kemarin (10/7/2024) yang ditutup menguat sebesar 0,06%.
Selain itu, posisi rupiah kali ini juga merupakan yang terkuat sejak 7 Juni 2024 atau sekitar satu bulan terakhir.
Sementara DXY pada pukul 14:53 WIB turun 0,11% di angka 104,93. Angka ini lebih rendah dibandingkan posisi kemarin yang berada di angka 105,05.
Ekonom UOB Enrico Tanuwidjaja mengatakan pergerakan rupiah akan sangat tergantung pada kebijakan suku bunga The Fed.
Menurutnya, rupiah saat ini masih bergerak di level rendahnya pada saat pandemi yakni Rp16.625. Inflow pada pasar keuangan Indonesia membantu menjaga nilai tukar rupiah kembali ke kisaran Rp16.000.
"Dalam hitungan kami, pemangkasan suku bunga pada September seharusnya menjadi sinyal untuk membalikkan arah yang sangat dinanti-nanti dalam nilai tukar rupiah), sementara penundaan lebih lanjut dalam pemangkasan suku bunga Fed mungkin saja membuat rupiah melewati level terendahnya selama pandemi," tutur Enrico, kepada CNBC Indonesia.
Untuk diketahui saat ini pelaku pasar berekspektasi akan terjadinya pemangkasan suku bunga pada September 2024 sebesar 25 basis poin (bps).
Jika cut rate benar dilakukan pada tahun ini, maka hal ini akan menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik termasuk rupiah karena tekanan terhadap mata uang Garuda akan semakin minim.
Dicetak ulang dari cnbcindonesia, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()