Rupiah Dibuka Melemah, Tapi Ditutup Perkasa di Level Rp 16.160/US$

avatar
· 阅读量 144
Rupiah Dibuka Melemah, Tapi Ditutup Perkasa di Level Rp 16.160/US$
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) disertai dengan besarnya arus dana asing ke pasar keuangan domestik dan potensi resesi di AS yang menjatuhkan indeks dolar AS.

 

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,12% di angka Rp16.160/US$ pada hari ini, Selasa (6/8/2024). Hal ini semakin memperpanjang tren apresiasi yang telah terjadi sejak 31 Juli 2024 atau lima hari beruntun.

Sementara DXY pada pukul 14:54 WIB naik 0,33% di angka 103,03. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 102,69.

Penguatan rupiah hari ini masih didominasi oleh aksi investor yang menjual dolar AS dan beralih ke instrumen mata uang lain, termasuk rupiah.

Hal ini tak lepas akibat potensi resesi AS yang didukung oleh rilis data pasar tenaga kerja di negeri Paman Sam yang melambat tajam dan beberapa data ekonomi AS yang cenderung mengecewakan.

Sebagai catatan, pekan lalu, negeri Paman Sam banyak mengeluarkan data penting seperti pengumuman suku bunga, pasar tenaga kerja yang meliputi klaim pengangguran, Non-Farm Payrolls (NFP) atau data pekerjaan tercatat di luar pertanian, sampai tingkat pengangguran.

Data pasar tenaga kerja mengalami perlambatan tajam. Dimulai dari klaim pengangguran naik signifikan ke 249.000, melampaui ekspektasi yang proyeksi hanya naik 1000 ke 236.000 klaim.

Sehari kemudian, kondisi pasar tenaga kerja yang melambat semakin dikonfirmasi dengan data pekerjaan tercatat di luar pertanian (non-farm payrolls/NFP) yang hanya bertambah 114.000, jauh dari estimasi pasar yang proyeksi adanya penambahan tenaga kerja 179.000 ke 175.000 pekerjaan. Tingkat pengangguran AS pada Juli 2024 juga melonjak ke 4,3% dari sebelumnya 4,1% pada Juni 2024.

Pelemahan DXY dan imbal hasil US Treasury membuat mata uang Emerging Markets menguat, termasuk Indonesia. Kondisi ini juga sejalan dengan melandainya imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN). Penguatan ini mencerminkan adanya aliran modal asing ke rupiah dan SBN.

Masuknya investor di SBN tercermin dari melandainya imbal hasil SBN tenor 10 tahun. Imbal hasil melandai ke 6,807% pada perdagangan kemarin, Senin (5/8/2024) atau terendah sejak pertengahan Mei 2024.

Ekonom BCA, Barra Kukuh Mamia menjelaskan kepada CNBC Indonesia bahwa rupiah masih ditopang oleh inflow sehingga menguat. Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 29 Juli-1 Agustus 2024 di mana investor asing tercatat beli neto Rp10,27 triliun terdiri dari beli neto Rp5,77 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,19 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan beli neto Rp2,31 triliun di saham.

Inflow sepekan tersebut merupakan yang tertinggi dalam lima pekan terakhir atau lebih dari sebulan. Inflow mendekati pekan terakhir Juni (Rp19,69 triliun).


Dicetak ulang dari cnbcindonesia, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli

风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。

FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest