Harga CPO Kembali Tumbang Pasca Rilis Data Penting
Penulis : Indah Handayani
11 Okt 2024 | 05:49 WIB
JAKARTA, investor.id – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) kembali tumbang pada Kamis (10/10/2024). Ini merupakan pelemahan tiga hari beruntun pasca rilis data penting dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB).
Berdasarkan data BMD pada penutupan Kamis (10/10/2024), kontrak berjangka CPO untuk Oktober 2024 naik 7 Ringgit Malaysia menjadi 4.350 Ringgit Malaysia per ton. Untuk kontrak berjangka CPO November 2024 melemah 24 Ringgit Malaysia menjadi 4.269 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Desember 2024 terkoreksi 19 Ringgit Malaysia menjadi 4.233 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Januari 2025 berkurang 13 Ringgit Malaysia menjadi 4.196 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Februari 2025 melemah 4 Ringgit Malaysia menjadi 4.167 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Maret 2025 naik 4 Ringgit Malaysia menjadi 4.139 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Bernama, trader minyak sawit David Ng mengatakan, harga CPO melanjutkan tren penurunannya hari ini hingga ditutup sebagian besar lebih rendah untuk hari ketiga berturut-turut di tengah tanda-tanda tingkat stok yang lebih tinggi di negara tersebut menyusul rilis data September 2024 dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB).
Ng mengatakan, stok minyak sawit naik hampir 7% month to month (mtm) pada September, didorong oleh laju ekspor yang lebih lemah dari perkiraan yang berkontribusi pada peningkatan keseluruhan inventaris di negara tersebut. Stok pada bulan September meningkat karena laju ekspor yang lebih lemah dari perkiraan.
“Tren ini kemungkinan akan memberi tekanan pada harga di masa mendatang,” katanya.
Data MPOB
Data MPOB menunjukan, ekspor minyak sawit pada September 2024 naik tipis 0,93 % menjadi 1,54 juta ton dari 1,53 juta ton pada Agustus 2024, sementara total stok minyak sawit naik 6,93% menjadi 2,01 juta ton dari 1,88 juta ton pada bulan sebelumnya. Sebaliknya, produksi CPO turun 3,8%, atau 71.926 ton, menjadi 1,82 juta ton pada September 2024 dari 1,89 juta ton pada Agustus.
Ng mengatakan pelemahan harga minyak kedelai juga membebani sentimen. "Kami melihat support di 4.200 Ringgit Malaysia dan resistance di 4.350 Ringgit Malaysia," imbuhnya.
Kepala penelitian komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai Anilkumar Bagani mengatakan, stok minyak sawit Malaysia untuk bulan September sebesar 2,01 juta ton berada dalam estimasi grup sebesar 2,04 juta ton dan lebih tinggi dari estimasi lain sebesar 1,88 juta-1,95 juta ton. Namun, stok tersebut turun dari tahun ke tahun dari 2,312 juta ton pada bulan September 2023.
"Kenaikan stok akhir terutama disebabkan oleh penurunan tajam sebesar 37% dalam konsumsi domestik dan kenaikan lebih dari 10% dalam stok CPO,” paparnya.
Bagani mencatat bahwa produksi turun sebesar 3,8% sementara ekspor naik hanya di bawah 1%. Data tersebut sedikit bearish untuk minyak sawit tetapi faktor-faktor lain juga perlu dipertimbangkan. "Ekspor minyak sawit bulan Oktober diperkirakan akan menunjukkan beberapa kekuatan, sementara belum ada kejelasan mengenai produksi. Selain itu, cuaca kering di Amerika Selatan mendukung momentum kenaikan di pasar minyak sayur global," tutupnya."
https://investor.id/market/376...:~:text=MARKET,sayur%20global%2C%22%20tutupnya.
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()