Harga Minyak Rontok Gara-gara Timur Tengah dan Badai Milton
Penulis : Indah Handayani
12 Okt 2024 | 05:30 WIB
HOUSTON, investor.id – Harga minyak rontok pada Jumat (11/10/2024), meski mencatat kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Hal itu karena investor mempertimbangkan risiko potensi gangguan pasokan di Timur Tengah dan dampak Badai Milton terhadap permintaan bahan bakar di Florida.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent turun 36 sen (0,45%) menjadi US$ 79,04 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) terpangkas 29 sen (0,38%) menjadi US$ 75,56 per barel. Meski demikian, secara mingguan, kedua acuan ini naik lebih dari 1%.
Manajer investasi meningkatkan posisi beli bersih mereka pada Brent sebanyak 123.226 kontrak menjadi 165.008 pada pekan yang berakhir 8 Oktober, menurut Intercontinental Exchange.
"Pasar merasakan ketegangan, saat Israel mempertimbangkan ukuran dan bentuk respons terhadap serangan besar-besaran Iran. Jika Israel menghancurkan infrastruktur minyak dan gas Iran, harga minyak akan melonjak," kata Tim Snyder, kepala ekonom di Matador Economics.
Harga minyak melonjak di awal Oktober setelah Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal ke Israel, meningkatkan kemungkinan serangan balasan terhadap fasilitas minyak Iran. Namun, hingga saat ini Israel masih belum memberikan respons.
"Harga US$ 75 per barel untuk WTI merupakan nilai wajar di tengah ketegangan yang meningkat," ujar John Kilduff, mitra di Again Capital, New York.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant sempat menyatakan, setiap serangan terhadap Iran akan ‘mematikan, tepat sasaran, dan mengejutkan’.
Penyerangan Fasilitas Minyak
Iran diketahui mendukung beberapa kelompok yang berperang melawan Israel, termasuk Hizbullah di Lebanon, Hamas di Gaza, dan Houthi di Yaman. Negara-negara Teluk mendesak Amerika Serikat (AS) untuk mencegah Israel menyerang situs minyak Iran, khawatir fasilitas minyak mereka akan diserang sekutu Iran jika konflik semakin panas, kata tiga sumber dari Teluk kepada Reuters.
Harga minyak juga tertekan oleh Badai Milton, yang menyebabkan kerusakan besar di Florida, menewaskan setidaknya 10 orang dan memutus aliran listrik ke jutaan penduduk. Kekurangan bensin sempat melanda negara bagian tersebut, namun kerusakan akibat badai dapat menurunkan konsumsi bahan bakar di hari-hari berikutnya.
Florida merupakan konsumen bensin terbesar ketiga di AS, namun negara bagian ini tidak memiliki kilang minyak, sehingga sangat bergantung pada impor bahan bakar lewat laut.
Ahli strategi pasar di IG Yeap Jun Rong mengatakan, di sisi lain, kekhawatiran akan cadangan minyak mentah yang tinggi dan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter yang lebih lambat oleh The Fed turut menahan kenaikan harga minyak baru-baru ini.
Sementara itu, Perusahaan Minyak Nasional Libya (NOC) mengatakan, pihaknya telah memulihkan produksi minyak hingga 1,25 juta barel per hari, setelah sempat terganggu akibat krisis bank sentral di negara tersebut.
Selain itu, pendapatan kuartal ketiga yang menurun dari perusahaan minyak besar juga mempengaruhi sentimen investor. BP melaporkan bahwa laba kuartal ketiga mereka turun hingga US$ 600 juta akibat margin kilang yang lemah dan penurunan permintaan global untuk bahan bakar.
Editor: Indah Handayani ([email protected])
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()