Kinerjanya Tumbuh Apik Sejak Awal Tahun, Begini Rekomendasi Saham Emiten Menara
15 Okt 202420.07 WIB
ISAT
−1,97%
LINK
0,76%
MTEL
0
TOWR
1,23%
Para emiten menara telekomunikasi alis towerkompak mencetak pertumbuhan kinerja sepanjang 2024. Seiring dengan itu, para analis menilai prospek saham dan kinerja emiten tower masih bisa positif.
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menjadi emiten menara terakhir yang merilis kinerja keuangan semester I-2024. Emiten Grup Djarum ini masih mencetak kinerja yang positif.
TOWR membukukan pendapatan sebesar Rp 6,15 triliun per Juni 2023 atau tumbuh 6,54% secara tahunan atau Year on Year(YoY). Laba bersih TOWR mencapai Rp 1,6 triliun atau naik 9,4% secara tahunan.
Kinerja positif juga ditorehkan oleh PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), yang laba bersihnya melonjak 6,10% YoY menjadi Rp 730,79 miliar. Dari top line, pendapatan TBIG naik 4,10% YoY menjadi Rp 3,41 triliun.
Setali tiga uang, pendapatan dan laba bersih PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel juga masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 7,75% dan 12,61% di paruh pertama di 2024.
Adityo Nugroho, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas mengatakan kinerja emiten menara telekomunikasi masih bisa bertumbuh meski sempat ada kekhawatiran dari kehadiran Starlink.
"Kalau sampai akhir tahun kinerjanya stabil dan baik-baik saja, maka dampak atas kehadiran Starlink minim," jelasnya, Selasa (15/10).
Adityo bilang dalam jangka panjang, emiten sektor telekomunikasi masih prospektif karena penetrasi jaringan masih belum 100%. Namun perlu dicermati, emiten menara merupakan sektor yang padat karya.
"Yang perlu diantisipasi adalah emiten menara telekomunikasi merupakan padat modal sehingga memiliki tingkat utang tinggi. Kalau rupiah tetap stabil dan utang bisa terjaga maka masih aman," ucap dia.
Equity Analyst BRI Danareksa Sekuritas,Niko Margaronis menambahkan emiten menara telekomunikasi juga berpotensi mendapat angin segar dari rencana penjualan aset fiber optik milik PT Link Net Tbk (LINK).
"Investasi potensial dari infrastruktur LINK dapat menguntungkan perusahaan menara dalam memperkuat kemampuan mereka untuk menghasilkan pendapatan baru dari perluasan jaringan fiber optik," kata Niko.
Selain itu, TOWR juga dikabarkan sedang mengincar bisnis fiber optik milik PT Indosat Tbk (ISAT) alias Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH). Ini memungkinkan TOWR untuk mendorong pertumbuhan FTTH di luar Jawa.
Lebih lanjut, BRI Danareksa Sekuritas memberikan rekomendasi beli dengan target harga di Rp 1.400. Niko juga merekomendasikan beli MTEL dengan target harga di Rp 960.
Lebih lama
Berikutnya"
https://id.tradingview.com/new...:~:text=TradingView,Berikutnya
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()