
IDXChannel – Empat saham bank raksasa mengalami pekan yang suram seiring harga yang turun di tengah masifnya aksi jual oleh investor asing.
Saham bank kakap alias big banks menjadi sasaran jual asing. Saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), misalnya, mencatatkan net sell asing Rp1,7 triliun selama pekan ini, paling jumbo di antara yang lainnya.

Harga saham BBRI pun merosot 3,91 persen dalam sepekan. Dibandingkan dengan posisi tertinggi atau all-time high (ATH) pada 13 Maret 2024, saham BBRI sudah menukik 35,19 persen.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga terkena net sell, yakni sebesar Rp475,9 miliar dalam sepekan. Saham BBCA melemah 1,34 persen dalam periode tersebut.
Demikian pula, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang mengalami net sell Rp394,7 miliar yang membuat harga sahamnya merosot tajam 8,37 persen dalam sepekan.
Kemudian, investor asing juga net sell di saham emiten jasa ride-hailing & e-commerce PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dengan nilai Rp296,6 miliar di pekan ini. Saham GOTO jatuh 10,34 persen.
Selain nama-nama di atas, saham bank BBNI dan telkomunikasi TLKM juga masing-masing terkena net sell Rp266,5 miliar dan Rp172,4 miliar. Kedua saham tersebut secara berturut-turut jatuh 8,30 persen dan 10,82 persen.
Secara keseluruhan, investor asing kembali mencatatkan jual bersih (net sell) di bursa Tanah Air yang turut menekan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG) sepanjang pekan ini.
Berdasarkan data BEI, IHSG terkoreksi cukup dalam sebesar 2,36 persen selama sepekan, usai memerah selama empat hari beruntun.
Pada Jumat (14/6), IHSG ditutup turun tajam 1,42 persen.
Asing mencatatkan net sell Rp4,35 triliun di pasar reguler selama 5 hari bursa belakangan, membuat net sell asing sebulan bertambah menjadi Rp10,46 triliun.
Menurut amatan BRI Danareksa Sekuritas dalam riset pada 10 Juni 2024, sektor perbankan menghadapi tekanan pada biaya dana (cost of fund/CoF) dan likuiditas, tetapi kualitas aset tetap aman.
BRI Danareksa menulis, kualitas kredit perbankan secara keseluruhan tetap aman meskipun ada sedikit kenaikan dalam biaya kredit (CoC) pada April 2024 (naik 26 basis point/bps secara bulanan/mom).
Sementara, Macquarie pada 29 Mei 2024 menulis, saham BBRI menjadi saham yang paling banyak dibahas dalam marketing terbaru mereka di Asia, Amerika Serikat (AS), dan Britania Raya dan Eropa.
“Sebagian besar investor sepakat bahwa koreksi ini adalah peluang,” demikian kata Macquarie, dikutip Jumat (14/6).
Macquarie melanjutkan, masalah kualitas aset pada kuartal I-2024 diperkirakan bersifat sementara. Meskipun, era likuiditas ketat akan tetap berlangsung sepanjang 2024, kata Macquarie, BRI siap menghadapi biaya dana yang lebih tinggi.
Sejurus dengan itu, Macquarie menanggalkan asumsi pemotongan suku bunga dan mengasumsikan beban kredit yang lebih tinggi di 2024, yang mengarah pada penurunan estimasi laba per saham (earnings per share/EPS) selama 2024/2025.
“Kami optimistis dengan pergeseran franchise mikro BRI menuju Kupedes yang lebih berkualitas dan menguntungkan. Meskipun beban kredit mungkin tetap tinggi tahun ini, percepatan hapus buku (write-off) akan mendorong pemulihan yang lebih tinggi dengan dampak netral terhadap keseluruhan laba,” tulis Macquarie.
Ketidakpastian global hingga fiskal dalam negeri serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga turut membebani kinerja saham sektor perbankan—dan pasar modal dalam negeri secara umum.
Nilai tukar rupiah menyentuh level terendah dalam empat tahun terakhir seiring menguatnya dolar Amerika Serikat (AS).
Per Jumat (14/6), rupiah melemah 0,8 persen ke level Rp16.394 per USD, terendah sejak awal April 2020 atau di masa pandemi Covid-19.
Mata uang Garuda sudah melemah 1,3 persen dalam sepekan dan 6,5 persen sepanjang 2024 (YtD).
Pelemahan rupiah terjadi sepekan menjelang rapat kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga. Namun, karena nilai tukar rupiah berada di bawah tekanan, para analis tidak mengesampingkan potensi kenaikan suku bunga.
“Base case kami adalah Bank Indonesia akan tetap menahan, namun risiko kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin relatif tinggi, menurut pandangan kami, terutama jika mata uang berada di bawah tekanan baru,” tulis analis Barclays dalam catatan kliennya, dilansir dari Reuters, Jumat (14/6).
Pada Jumat, BI melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk mempertahankan rupiah, dan berjanji untuk menggunakan kebijakan moneter untuk menstabilkan mata uang RI.
BI pada April lalu mengumumkan kenaikan suku bunga yang mengejutkan pasar sebagai respons terhadap penurunan tajam nilai tukar rupiah.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penurunan teranyar rupiah saat ini tidak berarti BI akan menaikkan suku bunga lagi pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 19-20 Juni. Namun, kata Josua, hal ini membuat BI cenderung tidak melakukan pelonggaran moneter dalam waktu dekat.
Bank sentral RI telah menaikkan suku bunga sebanyak 275 basis poin sejak pertengahan 2022. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
作者:15/06/2024 10:52 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()