
IDXChannel – Saham sektor bisnis logistik maritim PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) menderita penurunan tajam selama berhari-hari usai kabar penjajakan kolaborasi antara Meratus dengan AD Ports yang berbasis di Abu Dhabi menemui jalan buntu.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), per penutupan sesi I, Jumat (13/9/2024), saham KARW turun tajam 9,83 persen ke Rp3.120 per saham atau menembus batas auto rejection bawah (ARB) untuk emiten dalam papan pemantauan khusus (PPK).

Dengan ini, saham KARW sudah terjebak ARB 8 hari berturut-turut atau sejak Rabu (4/9) pekan lalu.
Dalam sepekan, saham KARW minus 40,57 persen, kendati sejak awal tahun (YtD) masih melonjak 6.140 persen.

KARW masih memuncaki daftar saham top gainers sepanjang 2024.
Asal tahu saja, papan pemantauan khusus sendiri memberlakukan sistem full call auction (FCA), yang terdiri dari 5 sesi (kecuali Jumat sebanyak 4 sesi), yang mengurangi transparansi transaksi dan likuiditas perdagangan.

ARB beruntun belakangan ini tak pelak lagi mengakhiri reli hingga auto rejection atas (ARA) 10 persen berjilid-jilid sebelumnya.
Saham KARW, yang bangkit dari level gocap seiring diakuisisi raksasa pelayaran RI Meratus, sempat terbang 11.000 persen sepanjang 2024—sebelum harga menukik tajam.
Sebelum terbenam di ARB, Investor rajin mengakumulasi saham KARW yang mendapat notasi khusus dari bursa di tengah ketatnya likuiditas dalam skema FCA selama 2024.
KARW memeroleh notasi khusus kriteria 5, yang berarti perusahaan memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir. Per 30 Juni 2024, ekuitas KARW minus Rp532,02 miliar.
Sebagai pengingat, per 1 Februari 2024, pemegang saham pengendali KARW adalah PT Saranakelola Investa (SKI) dari Group Meratus.
Saranakelola menjadi pengendali KARW usai mengambilalih 80,19 persen kepemilikan saham dari ICTSI Far East Pte. Ltd.
Pasca-akuisisi tersebut, PT ICTSI Jasa Prima Tbk berganti nama menjadi PT Meratus Jasa Prima Tbk.
Penjajakan Kerja Sama Terhenti
Diwartakan ShippingWatch, Rabu (4/9) pekan lalu, Grup pelayaran terbesar di Indonesia, Meratus, dan AD Ports telah sepakat untuk mengakhiri pembicaraan mengenai kemungkinan kerja sama, termasuk potensi pengambilalihan bisnis jalur pelayaran dan pelabuhan milik Meratus.
Pembicaraan mengenai kesepakatan bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) dimulai setahun yang lalu dan semakin intensif pada November 2023 ketika Bloomberg melaporkan adanya kemungkinan akuisisi Meratus Line oleh AD Ports.
Menurut ShippingWatch, kedua belah pihak tidak pernah mengkonfirmasi adanya diskusi tersebut.
Namun, menurut informasi dari ShippingWatch, kedua perusahaan ini telah mengadakan pertemuan untuk mengeksplorasi apakah kolaborasi ini masuk akal, meskipun bukan untuk akuisisi penuh seperti yang sebelumnya diberitakan.
Setelah berbulan-bulan negosiasi, kedua perusahaan akhirnya memutuskan untuk membatalkan rencana tersebut, yang berarti tidak akan ada pembentukan lini feeder dan short-sea carrier yang lebih kuat.
"Saat ini kedua belah pihak telah mempertimbangkan kembali posisi dan strategi mereka," jelas sebuah sumber ShippingWatch.
Berpotensi Untungkan AD Ports
Bagi AD Ports yang memiliki kekuatan finansial, akuisisi bisnis Meratus bisa menjadi langkah strategis untuk memperkuat bisnis pengiriman di Asia, termasuk segmen kontainer.
Selain itu, Meratus, yang berbasis di Surabaya, termasuk dalam daftar terbatas perusahaan pelayaran Indonesia yang diizinkan untuk berlayar kabotase.
Pada November tahun lalu, Bloomberg dan Linerlytica melaporkan adanya pembicaraan dengan perkiraan nilai kesepakatan sekitar USD2 miliar (sekitar Rp32 triliun).
Masih mengutip ShippingWatch, dalam beberapa tahun terakhir, AD Ports telah mengakuisisi Safeen Feeders dan 80 persen saham di Global Feeder Shipping, yang terakhir dibeli pada November 2022 seharga USD 800 juta. Akuisisi ini menambah 39 kapal ke armada AD Ports.
Saat ini, Meratus mengoperasikan lebih dari 100 kapal feeder dan short-sea.
Jika armada Meratus dan AD Ports digabungkan, ini akan menciptakan perusahaan pengangkut yang mampu bersaing dalam ukuran dengan perusahaan seperti Unifeeder dari DP World atau X-Press Feeders berbasis di Singapura.
Terus Ekspansi
Meratus, yang dimiliki oleh keluarga Menaro, didirikan pada 1957 di Surabaya dan merupakan operator domestik terbesar.
Selain bisnis kontainer, Meratus juga menjalankan sejumlah aktivitas pelayaran dan maritim lainnya, termasuk pelabuhan, logistik, dan tanker.
Selama negosiasi dengan AD Ports, Meratus tetap berfokus untuk memperluas bisnis jalur pelayaran dan pelabuhannya dengan beberapa akuisisi.
Pada Mei 2024, perusahaan menerima kapal kontainer 396 TEU terbaru, yang kedua dari enam kapal baru.
Sejalan dengan kedatangan kapal ini, CEO Meratus, Farid Belbouab, menekankan tujuan perusahaan untuk mengembangkan infrastruktur maritim yang memadai di Indonesia.
“Komitmen kami adalah memperkuat jaringan logistik di seluruh kepulauan, menyediakan akses yang lebih baik ke pelabuhan di daerah terpencil, dan merangsang aktivitas ekonomi lokal,” ujarnya.
Seperti disinggung di muka, pada Februari 2024 Meratus mengakuisisi perusahaan layanan manajemen pelabuhan PT ICTSI Jasa Prima (nama sebelumnya KARW). Melalui terminal Nusantara, Meratus mengoperasikan dua terminal domestik di Jakarta dan Surabaya dengan total kapasitas satu juta TEUs.
AD Ports juga terus mengakuisisi aset di industri maritim dan logistik. Pada November 2022, perusahaan ini membeli perusahaan logistik Spanyol, Noatum, dengan harga EUR660 juta.
Akuisisi Noatum meningkatkan kapasitas portofolio terminal global AD Ports Group sebesar 14 persen menjadi 9,7 juta TEUs pada 2023.
Meratus Jalin Kerja Sama dengan MSC
Meratus Group mengumumkan kerja sama dengan Mediterranean Shipping Company (MSC), salah satu perusahaan pelayaran terbesar di dunia.
Mengutip keterbukaan informasi perusahaan, kolaborasi tersebut mencakup empat layanan khusus—Seahorse, Lang Co, Kiwi, dan Capricorn—yang dirancang untuk memperkuat hubungan perdagangan penting antara Indonesia dan wilayah Asia-Pasifik.
Kapal pertama, MSC Elisabeth III, dari layanan KIWI yang menghubungkan Asia Tenggara dengan Asia Timur Laut dijadwalkan berangkat dari OJA pada 5 September.
Penambahan layanan ini akan memfasilitasi perdagangan internasional, meningkatkan kemampuan ekspor Indonesia, serta memperluas koneksi ke Asia Tenggara dan Asia Timur Laut, termasuk China.
Secara signifikan, perkembangan ini diharapkan dapat meningkatkan throughput Terminal OJA dan meningkatkan pendapatannya sebesar 30 persen.
Ini menempatkan Terminal OJA sebagai hub strategis untuk jalur perdagangan global, memperkuat komitmen Meratus Group terhadap logistik terintegrasi dan meningkatkan konektivitas maritim.
Terletak strategis di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Terminal OJA menawarkan operasi yang efisien dengan akses langsung ke jalur transportasi darat dan infrastruktur modern.
Dengan luas 8,2 hektare dan dermaga sepanjang 600 meter, terminal ini dilengkapi untuk menangani operasi bongkar muat dengan volume tinggi, memastikan waktu perputaran yang cepat.
Terminal OJA melayani berbagai kebutuhan logistik mulai dari pengiriman kontainer, kargo umum hingga barang berukuran besar.
Beroperasi bersama dengan terminal domestik MSA, OJA sebagai anak perusahaan PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) memungkinkan transshipment domestik dan internasional dengan tujuan meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan perdagangan.
Sebagai bagian dari proyek Terminal Nusantara dari Meratus Group, Terminal OJA akan memainkan peran penting dalam meningkatkan konektivitas perdagangan internasional melalui hub domestik Meratus di Jakarta, menghubungkan pelabuhan internasional di seluruh Asia dan dunia. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembeliasn/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
作者:13/09/2024 13:25 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()