
IDXChannel – Ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang terus meningkat turut mengerek harga minyak dunia. Sejumlah emiten sektor terkait bersiap memetik untung dari sentimen tersebut.
Berdasarkan riset terbaru dari RHB Sekuritas yang dirilis pada 10 Oktober 2024, serangan Iran yang menargetkan Israel dengan meluncurkan 180 rudal telah memicu konflik lebih luas di kawasan tersebut.

Akibatnya, harga minyak Brent melonjak hingga sempat mencapai USD81 per barel pada 7 Oktober. Situasi ini menggarisbawahi dampak besar ketegangan geopolitik terhadap harga komoditas energi, terutama minyak mentah.
RHB Sekuritas memperkirakan, jika konflik ini terus berlanjut atau semakin memanas, harga minyak berpotensi naik lebih tinggi lagi, bahkan bisa mencapai USD100 per barel.

Di luar faktor geopolitik, kondisi fundamental pasar minyak dunia juga sedang berada dalam situasi yang mendukung kenaikan harga. OPEC+ telah mengumumkan rencana untuk mempertahankan pemotongan produksi hingga Desember 2024, meskipun ada peningkatan produksi minyak di Amerika Serikat (AS) yang mencapai rekor tertinggi sebesar 13,3 juta barel per hari.
Di sisi lain, permintaan minyak dari China, yang merupakan importir minyak terbesar dunia, terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada Agustus 2024, impor minyak China melonjak 16 persen secara bulanan, mencapai 11,6 juta barel per hari. Tren ini diperkirakan akan berlanjut ke September, mencerminkan pemulihan permintaan minyak global, terutama di pasar Asia.

Kondisi makroekonomi global juga memberikan dorongan tambahan bagi permintaan minyak. Stimulus ekonomi dari berbagai negara, termasuk pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) AS sebesar 50 basis poin serta langkah serupa oleh Bank Sentral China (PBoC) yang mengurangi rasio cadangan bank sebesar 50 basis poin, diperkirakan akan meningkatkan konsumsi energi di AS dan memperbesar impor minyak di China.
Pada periode delapan bulan pertama 2024, impor minyak mentah menyumbang 13 persen dari total impor China, dengan nilai meningkat 2 persen secara tahunan menjadi USD222,9 miliar.
Dari sisi pasokan, OPEC+ telah berencana untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 180 ribu barel per hari mulai Desember 2024, yang akan sedikit mengurangi pemotongan produksi saat ini sebesar 2,2 juta barel per hari.
Namun, meskipun ada rencana peningkatan produksi tersebut, produksi minyak global masih berada di bawah tingkat yang diharapkan, dengan output OPEC+ pada September 2024 tercatat sebesar 31,1 juta barel per hari, turun 3 persen dibandingkan tahun lalu.
Sementara itu, produksi minyak Iran yang mencapai hampir 3,3 juta barel per hari atau sekitar 3 persen dari total pasokan global juga dapat terganggu jika konflik di Timur Tengah terus berlanjut.
Dalam kondisi ini, kata RHB, sektor minyak dan gas (migas) diperkirakan akan terus mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir 2024.
Saham-saham perusahaan hulu migas seperti Medco Energi (MEDC) dan penyedia jasa energi Elnusa (ELSA) diproyeksikan akan mendapatkan manfaat langsung dari kenaikan harga minyak yang meningkatkan pendapatan dan prospek bisnis mereka.
Medco Energi, sebagai perusahaan yang fokus pada kegiatan eksplorasi dan produksi minyak, akan diuntungkan oleh kenaikan harga minyak yang langsung mempengaruhi peningkatan laba.
Sementara itu, Elnusa, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang migas, akan memperoleh keuntungan dari sejumlah investasi dan proyek hulu yang akan diluncurkan pada paruh kedua 2024.
Analis RHB Sekuritas memberikan rekomendasi beli (buy) untuk dua saham pilihan utama, yakni MEDC dengan harga target (TP) Rp1.900 per saham dan ELSA dengan target Rp650 per saham. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
作者:10/10/2024 14:48 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()