- Rupiah Indonesia berusaha menyeret harga di bawah 15.900 melawan Dolar AS pada sesi Asia siang ini.
- Harga properti residensial di Indonesia pada Kuartal 3 2024 tumbuh lebih rendah ke 1,46% YoY.
- Perekonomian AS menunjukkan pertumbuhan yang relatif baik, dengan PCE Inti AS di Oktober naik ke 0,2% MoM dan 2,3% YoY.
Dengan dimulainya hari Kamis ini setelah hari libur sehubungan dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia kemarin, pasangan mata uang USD/IDR dibuka di level 15.863 dan diperdagangkan lebih lemah di sekitar level tersebut, menempel pada Simple Moving Average (SMA) 200 periode seperti yang terlihat pada grafik harian. Pasangan mata uang tersebut masih bergerak dalam kisaran antara 15.976-15.827. Volume perdagangan hari ini kemungkinan akan tipis karena hari libur Thanksgiving di AS.
Pada hari Selasa, menurut hasil survei Bank Indonesia terhadap harga properti residensial, harga indikator ini di pasar primer pada Kuartal 3 2024 tumbuh lebih rendah 1,46% YoY, dibandingkan Kuartal 2 2024 yang tercatat di 1,76% YoY – tingkat terendah sejak 2021. Penjualan properti residensial di pasar primer pada Kuartal 3 2024 berkontraksi ke 7,14% YoY dibandingkan Kuartal 2 2024 yang tumbuh ke 7,3% YoY. Perlambatan pertumbuhan ini disebabkan oleh biaya bahan bangunan yang lebih tinggi, masalah perizinan, uang muka yang tinggi, dan tantangan pajak.
Risalah rapat Federal Reserve terbaru yang diadakan pada tanggal 7 November, mengindikasikan bahwa The Fed mendukung ekspektasi untuk penurunan suku bunga lebih lanjut, meskipun mereka mengisyaratkan sikap hati-hati, yang mengutip penurunan inflasi dan pasar tenaga kerja yang kuat, mengisyaratkan kemungkinan jeda jika upaya penurunan inflasi terhenti.
Pada hari Rabu, Amerika Serikat (AS) menerbitkan Produk Domestik Bruto (PDB) Pendahuluan Kuartal 3 meningkat ke 1,9% dari 1,8%. Klaim Tunjangan Pengangguran Awal untuk pekan yang berakhir pada tanggal 22 November meningkat ke 213.000 dari jumlah sebelumnya yang tercatat di 215.000 dan lebih baik dari ekspektasi 217.000.
Bersamaan dengan rilis PDB AS tersebut, Pesanan Barang Tahan Lama di bulan Oktober tercatat naik 0,2%, lebih buruk dari estimasi yang mengharapkan kenaikan 0,5% namun lebih baik dari tingkat bulan sebelumnya yang tercatat di -0,4%. Kemudian, Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS di bulan Oktober meningkat 0,2% MoM dan 2,3% YoY seperti yang diharapkan. Angka PCE inti tahunan meningkat 2,8% YoY, juga sesuai dengan estimasi pasar dan sedikit lebih tinggi dari tingkat sebelumnya yang berada di tingkat 2,7%.
Angka-angka yang dirilis tersebut menunjukkan bahwa perekonomian AS tumbuh dengan baik, pengangguran mendekati tingkat yang sehat dan inflasi berjalan mendekati target The Fed di 2%. Namun, menurut Valeria Bednarik, Kepala Analis FXStreet, angka-angka tersebut tidak berdampak pada keputusan Federal Reserve (The Fed) yang akan datang, di mana bank sentral tersebut diprakirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 bp di bulan Desember. Pada saat ini, setelah rilis PCE AS, alat CME FedWatch menunjukkan peluang sebesar 68,2% untuk pemangkasan sebesar seperempat poin di bulan Desember.
作者:Tim FXStreet,文章来源FXStreet_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()