
IDXChannel – Bursa saham Asia kompak turun tajam seiring imbal hasil obligasi naik, dan dolar Amerika Serikat (AS) bertengger di dekat level tertinggi dua tahun pada Kamis (19/12/2024).
Investor merespons negatif kabar Federal Reserve (The Fed) AS memberikan sinyal bahwa mereka akan memperlambat laju pemotongan suku bunga di 2025.
Sementara itu, para investor bersiap menghadapi keputusan kebijakan Bank of Japan (BOJ).
Menurut data pasar pukul 09.00 WIB, Indeks Nikkei 225 Jepang merosot 1,23 persen, KOSPI Korea Selatan tumbang 1,64 persen, ASX Australia terdepresiasi 1,87 persen.
Kemudian, Hang Seng Hong Kong turun 1,01 persen, Shanghai Composite jatuh 0,74 persen, dan STI Singapura minus 0,40 persen.
Wall Street Anjlok
Wall Street merosot tajam pada Rabu (18/12/2024) waktu setempat setelah The Fed memangkas suku bunga seperti yang diperkirakan, namun memberikan sinyal pengurangan laju pemangkasan di 2025.
Dow Jones Industrial Average merosot 1.123,03 poin atau 2,58 persen ke 42.326,87, mencatat penurunan harian terbesar sejak Agustus dan menandai kerugian beruntun terpanjang sejak 1974.
Indeks S&P 500 turun 178,57 poin atau 2,95 persen ke 5.872,03, sementara Nasdaq Composite anjlok 716,37 poin atau 3,56 persen ke 19.392,69.
Yield obligasi AS naik seiring berita ini, diikuti penguatan dolar AS.
"Biasanya reaksi spontan terjadi pada hari keputusan The Fed, tetapi pasar cenderung lebih tenang keesokan harinya," ujar Kepala Strategi Pasar di Carson Group, Ryan Detrick.
Menurutnya, ekonomi tetap kuat dan pemangkasan suku bunga tambahan kemungkinan terjadi meski lebih lambat pada 2025.
“The Fed bersikap lebih hawkish dari yang kami perkirakan, tetapi panduan kebijakan yang berubah hari ini justru sejalan dengan pandangan kami bahwa Fed akan mengambil jeda panjang pada awal 2025,” kata ahli strategi suku bunga Asia-Pasifik senior di TD Securities, Prashant Newnaha.
“Keputusan yang paling mengejutkan terkonsentrasi pada proyeksi inflasi. Ini semakin memperkuat pandangan bahwa suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama.”
Federal Open Market Committee (FOMC) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sesuai ekspektasi. Namun, The Fed memangkas proyeksi penurunan suku bunga di 2025 menjadi hanya dua kali, dari sebelumnya empat kali pada September.
Ketua Fed Jerome Powell menegaskan ekonomi AS tetap kuat, inflasi mendekati target 2 persen, dan kebijakan moneter siap menghadapi berbagai risiko. (Aldo Fernando)
作者:19/12/2024 09:13 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()