
IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung menguat pada Rabu (15/1/2025), mengikuti jejak Wall Street yang menghijau semalam.
Berdasarkan data pasar, hingga pukul 09.20 WIB, Indeks Nikkei 225 naik 0,39 persen ke level sekitar 38.602, sementara Indeks Topix yang lebih luas menguat 0,62 persen ke 2.699 pada Rabu, mengakhiri tren penurunan selama empat hari.

Kenaikan ini didorong oleh data inflasi produsen Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan, memberikan sedikit angin segar bagi pasar saham.
Namun, investor tetap berhati-hati menjelang rilis data inflasi konsumen AS yang dapat memengaruhi prospek kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).

Di Jepang, survei swasta menunjukkan peningkatan sentimen manufaktur pada Januari, yang terutama didorong oleh kondisi yang membaik di industri bahan baku.
Sementara itu, spekulasi semakin meningkat bahwa Bank of Japan (BOJ) mungkin akan memberikan sinyal kenaikan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan mendatang, sehingga membuat investor tetap waspada.

Selain itu, KOSPI Korea Selatan juga menguat 0,13 persen dan ASX Australia tumbuh 0,10 persen.
Berbeda, Shanghai Composite terkoreksi 0,16 persen, Hang Seng Hong Kong turun 0,06 persen, dan STI Singapura melemah 0,24 persen.
Wall Street Naik
Indeks utama saham acuan AS alis Wall Street sebagian besar ditutup menguat pada Selasa, seiring pasar mencerna laporan terbaru mengenai harga produsen dan menanti data resmi inflasi konsumen.
Dow Jones Industrial Average naik 0,5 persen ke 42.518,3, sementara S&P 500 meningkat 0,1 persen ke 5.842,9. Namun, Nasdaq Composite melemah 0,2 persen ke 19.044,4.
Mengutip MT Newswires, pertumbuhan indeks harga produsen (PPI) di AS secara tak terduga melambat secara bulanan pada bulan lalu, didorong stabilnya biaya jasa grosir dan melambatnya kenaikan harga barang, menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS).
"Laporan harga produsen yang lebih jinak dari perkiraan ini memberikan sedikit kelegaan bagi Federal Reserve yang semakin khawatir terhadap percepatan tekanan biaya," kata analis Stifel.
"Meski laporan ini tidak banyak mengurangi kemungkinan — atau kebutuhan — penyesuaian kebijakan dalam waktu dekat, laporan ini tampaknya memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk menyesuaikan kebijakan di tahun baru dengan rezim baru di Washington."
Data BLS yang dirilis Rabu diperkirakan menunjukkan indeks harga konsumen AS naik 0,4 persen secara bulanan dan 2,9 persen secara tahunan pada Desember, menurut konsensus yang dihimpun Bloomberg.
Optimisme bisnis kecil di AS mencapai level tertinggi sejak Oktober 2018, sementara indeks ketidakpastian menurun, menurut survei Desember dari National Federation of Independent Business (NFIB) yang dirilis Selasa.
"Para pemilik usaha kecil merasa lebih yakin dan optimistis terhadap agenda ekonomi pemerintahan (Trump) yang baru," ujar Kepala Ekonom NFIB Bill Dunkelberg.
"Ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi, inflasi yang lebih rendah, dan kondisi bisnis yang positif meningkat seiring antisipasi terhadap kebijakan dan legislasi yang pro-bisnis di tahun baru."
Imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun turun 3,5 basis poin ke 4,37 persen, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun turun 1,5 basis poin ke 4,79 persen. (Aldo Fernando)
作者:15/01/2025 09:35 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()