
IDXChannel - Harga minyak mentah ditutup menguat pada Kamis (20/2/2025), meskipun laporan terbaru menunjukkan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik signifikan pada pekan lalu.
Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent meningkat 0,64 persen ke USD76,62 per barel dan WTI naik 0,71 persen menjadi USD72,63 per barel.

Praktis, kedua kontrak minyak tersebut membukukan reli kenaikan 4 hari tanpa henti.
Badan Informasi Energi AS (EIA) dalam laporan mingguannya mengungkapkan bahwa persediaan minyak mentah komersial AS meningkat 4,6 juta barel pada pekan lalu, lebih dari dua kali lipat perkiraan analis yang disurvei Reuters, yang memprediksi kenaikan sebesar 2,2 juta barel.

"Minyak WTI April tampaknya mengabaikan lonjakan stok yang besar, selisih data EIA dengan API, serta penyesuaian Line 16, dan justru fokus pada dinamika ekspor-impor yang cukup mengesankan," kata analis Mizuho, Robert Yawger, dikutip dari Dow Jones Newswires.
Impor minyak mentah AS turun 488.000 barel per hari pekan lalu, sementara ekspor naik 472.000 barel per hari.

"Kenaikan stok minyak mentah memang sedikit lebih besar dari perkiraan, tetapi ada penurunan moderat pada bensin serta penurunan lebih besar pada distilat, sehingga total persediaan tetap stabil," ujar analis UBS, Giovanni Staunovo.
Lonjakan stok minyak AS menjadi faktor bearish di tengah pasar yang masih didukung oleh gangguan pipa serta pengetatan sanksi terhadap ekspor Rusia dan Iran.
Namun, meskipun ada ketidakseimbangan jangka pendek dalam pasokan dan permintaan, harga minyak terus melemah setelah sempat melampaui USD80 per barel pada pertengahan Januari, dengan minyak WTI turun 4,8 persen dalam sebulan terakhir.
"Pasar masih belum memiliki arah yang jelas, dengan gangguan pasokan di Kazakhstan serta penundaan peningkatan produksi OPEC+ yang diimbangi oleh kekhawatiran terhadap permintaan global," kata Saxo Bank.
Sementara itu, potensi dimulainya kembali pasokan minyak dari wilayah Kurdistan Irak turut mengimbangi risiko gangguan pasokan, menurut analis ING.
Turki, yang menjadi lokasi pelabuhan Ceyhan—tempat minyak Irak dari wilayah Kurdistan dikirim—belum menerima konfirmasi dari Irak mengenai kelanjutan ekspor hingga Kamis, menurut Menteri Energi Turki kepada Reuters.
Menurut pendapat analis ING, jika ekspor minyak Irak kembali normal, maka pasar akan mendapatkan tambahan pasokan sekitar 300.000 barel per hari.
Di sisi lain, tarif impor yang diumumkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump berpotensi menekan harga minyak dengan meningkatkan biaya barang konsumsi, yang dapat melemahkan ekonomi global dan menekan permintaan bahan bakar. Kekhawatiran terhadap permintaan di Eropa dan China juga turut menjaga harga minyak tetap terkendali.
"Sudah sewajarnya ada kekhawatiran terhadap prospek ekonomi global, mengingat Donald Trump seperti menghancurkan struktur perdagangan bebas dunia dengan ancaman tarif 25 persen pada impor mobil ke AS," ujar Kepala Analis Komoditas di SEB, Bjarne Schieldrop. (Aldo Fernando)
作者:21/02/2025 07:17 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()