EUR/GBP Menahan Kerugian Dekat 0,8300 Setelah Survei Keyakinan Konsumen Jerman

• EUR/GBP masih tertekan setelah Survei Keyakinan Konsumen GfK Jerman turun ke -24,7 untuk bulan Maret. 
• Euro mungkin menghadapi hambatan lebih lanjut dengan ECB yang diprakirakan akan memangkas suku bunga minggu depan. 
• Perdana Menteri Inggris Keir Starmer telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan belanja pertahanan menjadi 3% dari output ekonomi negara.

EUR/GBP mencatat kerugian setelah mencatatkan keuntungan dalam dua hari berturut-turut sebelumnya, diperdagangkan sekitar 0,8300 selama awal jam perdagangan Eropa pada hari Rabu. Pasangan mata uang ini mengalami kerugian setelah rilis Survei Keyakinan Konsumen GfK Jerman, yang turun ke -24,7 untuk bulan Maret 2025, turun dari -22,6 yang sedikit direvisi pada periode sebelumnya dan di bawah ekspektasi pasar sebesar -21,4. Ini merupakan level terendah sejak April 2024, menyoroti tantangan yang terus berlanjut bagi pemerintah baru, seperti tekanan biaya yang persisten, ketidakpastian politik, dan lonjakan kebangkrutan perusahaan.

Para pedagang memantau dengan seksama pernyataan dari pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) menjelang pertemuan kebijakan minggu depan, di mana ECB diprakirakan akan memangkas suku bunga untuk kelima kalinya berturut-turut.

Pada hari Selasa, anggota dewan ECB Isabel Schnabel berargumen bahwa pertumbuhan yang lesu tidak seharusnya secara otomatis diartikan sebagai bukti kebijakan yang ketat, menurut laporan dari Reuters. Schnabel mencatat bahwa "tingkat bunga alami di kawasan Euro telah meningkat secara signifikan selama dua tahun terakhir" dan menyarankan bahwa "sifat proses inflasi kemungkinan telah berubah secara permanen."

Pengambil kebijakan ECB Martins Kazaks menyatakan dukungan untuk kelanjutan pemangkasan suku bunga, menekankan perlunya pendekatan yang bertahap. Sementara itu, Joachim Nagel dari ECB mengindikasikan bahwa pemangkasan suku bunga lebih lanjut tetap mungkin jika inflasi terus mereda menuju target 2%.

Di Inggris (UK), Perdana Menteri Keir Starmer telah mengungkapkan rencana untuk peningkatan signifikan dalam belanja pertahanan, bertujuan untuk meningkatkannya menjadi 3% dari output ekonomi negara dalam dekade mendatang, menurut Bloomberg. Langkah ini diambil saat pemerintah Eropa berupaya memperkuat keamanan mereka di tengah ketidakpastian atas dukungan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump.

Dalam pidatonya di House of Commons pada hari Selasa, Starmer menggambarkan inisiatif ini sebagai "peningkatan belanja pertahanan yang berkelanjutan terbesar sejak akhir Perang Dingin." Menjelang kunjungannya yang akan datang ke Washington akhir pekan ini, ia mengonfirmasi bahwa pendanaan awal untuk peningkatan ini akan berasal dari pemotongan belanja pembangunan luar negeri, tanpa rencana untuk menaikkan pajak atau meningkatkan pinjaman.