
IDXChannel - Pasar modal Amerika Serikat atau Wall Street pekan depan bersiap menyambut data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK/CPI). Namun, Analis menilai terdapat potensi volatilitas menyusul data tersebut.
Angka inflasi AS berpotensi memperumit ketidakpastian pasar, yang sudah terombang-ambing oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi, kebijakan tarif dagang Presiden Donald Trump, dan ekspektasi kebijakan moneter Federal Reserve.

Kendati naik pada Jumat lalu, indeks S&P 500 tetap membukukan kinerja mingguan terburuk dalam enam bulan terakhir. Sementara itu, Nasdaq Composite, yang didominasi saham teknologi, telah melemah lebih dari 10 persen dari rekor penutupan tertinggi pada Desember lalu.
Sentimen pasar masih berkutat terkait perubahan kebijakan ekonomi global yang dramatis. Kebijakan tarif yang berubah-ubah dari Trump terhadap Meksiko, Kanada, dan China menambah ketidakpastian ekonomi secara keseluruhan.

Pasar juga dikejutkan oleh rencana belanja Jerman yang tidak terduga, yang mendorong aksi jual besar-besaran di pasar obligasi Jerman, dan meningkatkan volatilitas di pasar keuangan global.
Di tengah data ekonomi AS yang belakangan ini mengecewakan, satu-satunya harapan adalah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga lebih banyak tahun ini guna merespons potensi pelemahan ekonomi.

Namun, harapan tersebut bisa pupus jika laporan inflasi mendatang menunjukkan bahwa tekanan harga masih kuat. Sehingga mengharuskan The Fed mempertahankan kebijakan moneternya yang ketat.
"Jika angka CPI keluar lebih tinggi dari perkiraan, pasar ketakutan," ujar Bryant VanCronkhite, manajer portofolio senior di Allspring Global Investments, dilansir Investing, Minggu (9/3).

Bulan lalu, laporan inflasi menunjukkan tumbuh 0,5 persen secara bulanan (mtm) pada Januari—kenaikan bulanan terbesar sejak Agustus 2023.
Laporan CPI ini juga menjadi salah satu data penting terakhir sebelum Federal Reserve menggelar pertemuan pada 18-19 Maret mendatang.

Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25 persen - 4,5 persen. Berdasarkan data LSEG, masih terdapat peluang penurunan suku bunga sebesar 70 basis poin hingga akhir tahun ini.
Di tengah ketidakpastian, investor juga mencemaskan kemungkinan stagflasi—saat ekonomi melambat sementara inflasi tetap tinggi.
Selain data inflasi, perhatian pasar juga akan tertuju ke Washington, di mana para anggota parlemen sedang berupaya mencapai kesepakatan anggaran guna menghindari penutupan sebagian lembaga pemerintah akhir pekan depan.
Kebijakan tarif dagang tetap menjadi pusat perhatian investor. Tarif yang dikenakan Presiden Trump terhadap barang impor berpotensi menekan laba perusahaan dan meningkatkan harga konsumen.
Namun, pelaku pasar masih mempertimbangkan apakah kebijakan tarif ini hanya bersifat sementara sebagai alat negosiasi atau akan menjadi beban jangka panjang bagi ekonomi.
Pada Kamis lalu, Trump menyatakan bahwa Meksiko dan Kanada tidak akan dikenakan tarif atas barang yang termasuk dalam perjanjian dagang sebelumnya hingga 2 April, sehingga hal ini memberikan sedikit kejelasan mengenai arah kebijakan dagang AS.
Kebijakan perdagangan dan pemangkasan anggaran federal oleh pemerintahan Trump telah menciptakan ketidakpastian yang semakin membebani dunia usaha dan konsumen.
Hal ini turut meningkatkan volatilitas di pasar keuangan. Indeks Volatilitas Cboe (VIX), yang mencerminkan kecemasan pasar, melonjak pekan ini dan berada di level tertinggi sejak akhir tahun lalu.
"Volatilitas akan tetap tinggi dalam beberapa waktu ke depan karena ketidakpastian ekonomi dan kebijakan perdagangan masih mendominasi pasar," kata Irene Tunkel, kepala strategi ekuitas AS BCA Research.
(kunthi fahmar sandy)
作者:09/03/2025 09:48 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()