Tumbangnya Saham Berlabel Backdoor Listing: LABA, FORU, hingga KARW

avatar
· 阅读量 13
Tumbangnya Saham Berlabel Backdoor Listing: LABA, FORU, hingga KARW
Tumbangnya Saham Berlabel Backdoor Listing: LABA, FORU, hingga KARW. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Sejumlah saham yang sempat menjadi top gainers sepanjang 2024 yang membawa label backdoor listing turun tajam di awal 2025, seiring meredanya antusiasme investor.

Sebagai gambaran, backdoor listing adalah strategi pencatatan tidak langsung di bursa, di mana perusahaan swasta masuk ke pasar modal dengan mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan publik yang telah terdaftar, alih-alih melalui penawaran umum perdana (IPO).

Baca Juga:
Tumbangnya Saham Berlabel Backdoor Listing: LABA, FORU, hingga KARW Transaksi Kartu Debit BSI (BRIS) Diproyeksi Melonjak di Momen Ramadan

Fenomena saham backdoor listing kerap menarik perhatian karena sering kali diikuti lonjakan harga yang luar biasa—bahkan, tak jarang dalam waktu singkat.

Hal ini terjadi karena masuknya entitas baru yang menjanjikan prospek bisnis lebih besar dibandingkan perusahaan sebelumnya. Para investor ritel, termasuk trader jangka pendek, melihat peluang spekulatif yang menggiurkan dari potensi kenaikan harga akibat aksi akuisisi dan perubahan fundamental.

Baca Juga:
Tumbangnya Saham Berlabel Backdoor Listing: LABA, FORU, hingga KARW Pengendali Lepas 46,6 Persen Saham LPGI ke Hanwha General Insurance

Selain itu, backdoor listing sering kali diiringi oleh aksi korporasi yang agresif, seperti perubahan lini bisnis, akuisisi strategis, atau ekspansi ke sektor yang lebih menjanjikan.

Saham-saham ini juga kerap mengundang pemain besar (big money) yang memanfaatkan momentum euforia pasar.

Baca Juga:
Tumbangnya Saham Berlabel Backdoor Listing: LABA, FORU, hingga KARW Menaker Data Ulang Mantan Pekerja Sritex (SRIL) yang Siap Bekerja Lagi dengan Skema Baru

Saham Jeblok

Namun, di awal 2025, saham-saham yang sempat melejit melalui skema backdoor listing mulai mengalami tekanan.

PT Green Power Group Tbk (LABA), PT Fortune Indonesia Tbk (FORU), dan PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW), yang mencatat lonjakan harga fantastis sepanjang 2024, kini mengalami koreksi tajam seiring dengan meredanya sentimen spekulatif serta munculnya kekhawatiran terhadap fundamental perusahaan pasca-transisi kepemilikan.

Hingga Selasa (11/3/2025), saham LABA jatuh 51 persen sejak awal 2025 (YtD) atau terjun 83 persen dari level tertinggi (ATH) di Rp885 per unit di 2024.

Kemudian, FORU amblas 66 persen YtD dan turun signifikan 85 persen dari titik puncak di level Rp8.075 per unit pada 2024.

Selanjutnya, KARW tumbang 46 persen sejak awal tahun hingga 11 Maret 2025. Apabila dibandingkan dengan ATH di Rp7.850 pada awal 2024, saham KARW sudah anjlok 85 persen.

Kisah Indah 2024

Sebagai informasi, saham KARW sempat melonjak 4.360,00 persen selama 2024, menjadikannya saham paling cuan di antara ratusan saham lainnya.

Bahkan, saham KARW sempat melesat belasan ribu persen saat menyentuh harga Rp7.850 pada perdagangan intraday 4 September 2024.

Di bawah KARW, ada empat saham top gainers 2024 lainnya yang juga mengusung narasi backdoor listing.

Sebut saja, FORU yang melejit 2.670 persen, PACK yang melambung 1.608,33 persen, hingga NINE yang meningkat 1.333,33 persen. Sementara, LABA terbang 500 persen selama 2024.

Namun, tidak semua saham yang mengusung narasi backdoor listing mengalami tekanan pada 2025. Saham PACK dan NINE justru bertahan kuat dan terus mencatat kenaikan.

Saham PACK meroket 275 persen sejak awal 2025 seiring akuisisi oleh unit bisnis milik Deng Weiming, pemimpin CNGR Advanced Material, pemasok komponen baterai untuk Tesla dan LG Chem.

PACK berencana menerbitkan rights issue senilai Rp1 triliun setelah RUPS pada 30 Desember 2024, dengan dana digunakan untuk pelunasan utang, belanja modal, investasi, dan modal kerja anak usaha.

Sedangkan, NINE melejit 98 persen YtD seiring dicaplok investor Singapura, Poh Group. Perkembangan terbaru, NINE akan mengakuisisi Poh Resources dengan dana rights issue sekitar Rp3,2 triliun. (Lihat grafik di bawah ini.)

Tumbangnya Saham Berlabel Backdoor Listing: LABA, FORU, hingga KARW

Kilas Balik

Sebagai catatan, sejumlah akuisisi besar terjadi sepanjang 2024 yang memicu gelombang spekulasi di pasar saham.

Untuk menyegarkan ingatan, pada Juni 2024, PT Ladangbaja Murni Tbk (LABA) diakuisisi oleh PT Nev Stored Energy dan PT Longpin Investasi Indonesia.

Setelah akuisisi ini, perusahaan berganti nama menjadi PT Green Power Energy Tbk (LABA) dan mengubah fokus bisnisnya dari perdagangan baja ke sektor energi baru dan terbarukan, khususnya baterai kendaraan listrik dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Kemudian pada Maret 2024, IMR Asia Holding Pte. Ltd., sebuah perusahaan induk investasi yang terdaftar di Singapura, secara resmi mengakuisisi 77,7 persen saham PT Fortune Indonesia Tbk (FORU).

Akuisisi ini melibatkan pengambilalihan 361.500.000 lembar saham yang sebelumnya dimiliki oleh PT Karya Citra Prima (KCP) dengan harga Rp125,31 per saham, total senilai Rp45,29 miliar.

Masih belum ada kelanjutan kisah akuisisi FORU, yang notabene perusahaan jasa periklanan, setelah pada Oktober 2024 perseroan mengungkapkan tengah melakukan penjajakan peluang bisnis baru, sebagai langkah strategis untuk pengembangan usaha Perseroan.

Rencana penjajakan bisnis baru FORU tersebut meliputi berbagai bidang, antara lain manufaktur baja, penyedia infrastruktur pertambangan, penyewaan alat berat dan mesin, dan pertambangan.

Terbaru, dalam surat ke bursa pada 11 Maret 2025, manajemen FORU menyatakan bahwa perseroan tidak memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat.

Selain itu, tidak ada rencana yang dapat memengaruhi pencatatan saham di Bursa dalam tiga bulan ke depan yang belum diumumkan ke publik.

Untuk kasus KARW, per 1 Februari 2024, pemegang saham pengendali KARW adalah PT Saranakelola Investa (SKI) dari Grup Meratus.

Saranakelola menjadi pengendali KARW usai mengambilalih 470,83 juta kepemilikan saham dari ICTSI Far East Pte. Ltd atau setara dengan 80,19 persen.

Transaksi pembelian oleh SKI tersebut diselesaikan di harga Rp66 per saham. Apabila dihitung, nilai transaksi akuisisi tersebut setara dengan Rp31,07 miliar.

Selepas akuisisi, PT ICTSI Jasa Prima Tbk berganti nama menjadi PT Meratus Jasa Prima Tbk.

Seiring waktu, akuisisi KARW oleh SKI memunculkan narasi backdoor listing, rumor masuknya pemain besar asal Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi Ports Group (AD Ports), hingga penyuntikan aset Meratus Group, yang memantik antusiasme pasar sehingga turut menerbangkan harga saham ke bulan.

Namun, manajemen KARW belakangan menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan AD Ports dalam kerja sama langsung dengan Meratus Jasa Prima. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。

FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest