Bursa Asia Menguat saat Indeks S&P 500 Masuk Zona Koreksi

avatar
· 阅读量 16
Bursa Asia Menguat saat Indeks S&P 500 Masuk Zona Koreksi
Bursa Asia Menguat saat Indeks S&P 500 Masuk Zona Koreksi. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung naik pada Jumat (14/3/2025). Namun, sentimen pasar masih rentan akibat meningkatnya ketegangan perdagangan global.

Berdasarkan data pasar, hingga pukul 08.39 WIB, Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,14 persen, didukung oleh aksi beli investor terhadap saham-saham teknologi yang sebelumnya mengalami tekanan.

Baca Juga:
Bursa Asia Menguat saat Indeks S&P 500 Masuk Zona Koreksi bank bjb (BJBR) Buka Suara Atas Kabar Mantan Dirut Jadi Tersangka KPK

Dalam sengketa dagang terbaru, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 200 persen terhadap seluruh produk alkohol dari Eropa. Langkah ini diambil sebagai balasan atas tarif 50 persen yang diberlakukan Uni Eropa terhadap wiski dan bourbon asal AS.

Mengutip Trading Economics, pelaku pasar juga terus mencermati kebijakan Bank of Japan (BOJ) setelah Gubernur Kazuo Ueda menegaskan rencana untuk mengurangi neraca keuangan bank sentral yang saat ini sangat besar.

Baca Juga:
Bursa Asia Menguat saat Indeks S&P 500 Masuk Zona Koreksi Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Melesat hingga Rp28.000, Cek Rinciannya

Saham-saham teknologi memimpin penguatan di bursa Jepang, termasuk Advantest dan SoftBank Group.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,64 persen, diikuti oleh ASX 200 Australia yang naik 0,40 persen serta CSI 300 China yang bertambah 0,27 persen.

Baca Juga:
Bursa Asia Menguat saat Indeks S&P 500 Masuk Zona Koreksi IHSG Hari Ini Berpotensi Lanjutkan Pelemahan, Simak Enam Analisa Saham Berikut

Sebaliknya, KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,48 persen, sementara indeks STI Singapura melemah tipis 0,08 persen.

S&P Masuk Zona Koreksi

Di sisi lain, bursa global justru mengalami tekanan pada Kamis (13/3), dengan indeks S&P 500 di Wall Street Amerika Serikat (AS) secara resmi masuk ke zona koreksi setelah ditutup lebih dari 10 persen di bawah rekor tertinggi terakhirnya yang dicapai pada 19 Februari.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 77,78 poin atau 1,39 persen ke 5.521,52. Nasdaq Composite turun 345,44 poin atau 1,96 persen menjadi 17.741,53.

Investor global masih cemas terhadap dampak ketegangan perdagangan dunia terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan.

Kamis lalu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga produsen AS naik, tetapi data tersebut belum cukup untuk meredakan kekhawatiran pasar.

"Jika bukan karena perang dagang yang sedang berlangsung, pasar seharusnya tidak akan mengalami tekanan seperti ini," kata analis di Ingalls & Snyder, Tim Ghriskey.

"Para pelaku pasar tengah mencermati perang dagang. Pemerintahan (AS) terlihat sangat agresif dan, setidaknya untuk saat ini, bertekad untuk terus melanjutkannya dalam jangka panjang. Para tokohnya pun tampaknya tak akan mundur dalam waktu dekat," ujarnya.

Dalam ancaman tarif terbarunya, Trump menyatakan akan mengenakan bea masuk 200 persen terhadap produk minuman Eropa jika Uni Eropa tidak mencabut tarif tambahan pada wiski asal AS. Pernyataan ini disampaikan setelah ia menaikkan tarif untuk semua impor baja dan aluminium.

Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Kamis menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (PPI) di AS tidak mengalami perubahan pada Februari, bertentangan dengan ekspektasi sebelumnya.

Sementara itu, analisis Reuters berdasarkan data dari Yardeni Research mencatat bahwa sejak 1929, indeks S&P 500 telah mengalami koreksi sebanyak 56 kali. Dari jumlah tersebut, hanya 22 kali yang berlanjut menjadi pasar bearish, yang didefinisikan sebagai penurunan lebih dari 20 persen dari level tertinggi terakhir.

Indeks MSCI yang mencerminkan kinerja saham global, EURONEXT IACWI, turun 9,33 poin atau 1,12 persen menjadi 821,52 pada Kamis, menjadikannya lebih dari 7 persen di bawah rekor tertinggi terbarunya.

Sementara itu, indeks STOXX Eropa melemah tipis 0,15 persen setelah mencatat kenaikan 0,81 persen pada sesi perdagangan sebelumnya.

Meskipun indeks S&P 500 telah turun lebih dari 6 persen sejak awal tahun, bursa saham Eropa masih menunjukkan performa lebih baik. Indeks STOXX masih menguat 6,5 persen secara tahunan, meski belakangan mengalami sedikit pelemahan. (Aldo Fernando)

风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。

FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest