S&P Menguat, Dow Jones dan Nasdaq Turun di Tengah Kebijakan Tarif

IDXChannel - Bursa saham AS ditutup beragam pada perdagangan Kamis (17/4/2025) waktu setempat. Pergerakan pasar dipengaruhi oleh berbagai sentimen mulai dari aksi ambil untung (take profit) menjelang libur panjang hingga perkembangan soal perang tarif.

Dow Jones Industrial Average (DJI) tercatat melemah 1,33 persen atau 527 poin ke posisi 39.142. Sementara itu, S&P 500 (SPX) berhasil naik 0,13 persen ke level 5.282. Adapun Nasdaq Composite (IXIC) turun 0,13 persen dan mengakhiri sesi di level 16.286.

Perdagangan pada hari Kamis berlangsung lebih singkat dari biasanya karena pasar akan libur pada Jumat dalam rangka peringatan Jumat Agung. Seluruh indeks utama mencatat pelemahan mingguan dengan Nasdaq mendekati area bearish.

Salah satu fokus pelaku pasar adalah laporan kinerja kuartalan UnitedHealth. Perusahaan asuransi kesehatan terbesar di AS itu membukukan kerugian besar dan memangkas proyeksi laba tahunannya, imbas antisipasi lonjakan biaya pengobatan. Akibatnya, saham UnitedHealth ambles hingga 22 persen.

Dari perang dagang, Presiden AS Donald Trump menyebut adanya "kemajuan besar" dalam negosiasi dengan Jepang. 

"Jika berhasil, ini bisa menjadi studi kasus penting bagi negara lain dalam menghadapi tarif AS," katanya dikutip dari Investing, Jumat (18/4/2025).

Sementara dari sisi kebijakan moneter, Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan tidak akan ada pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. 

"Tugas kami adalah menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang tetap tertambat dengan baik dan memastikan bahwa kenaikan satu kali dalam tingkat harga tidak menjadi masalah inflasi berkelanjutan," ujarnya.

Trump sendiri kembali melontarkan kritik tajam terhadap Powell dan bahkan mengisyaratkan kemungkinan pencopotan. "Jika saya ingin dia keluar, dia akan keluar dari sana dengan sangat cepat, percayalah," kata Trump.

Dari data makro, jumlah klaim awal tunjangan pengangguran di AS turun minggu lalu, mengindikasikan pasar tenaga kerja tetap kuat. Namun, pembangunan rumah keluarga tunggal dilaporkan turun ke level terendah dalam delapan bulan terakhir pada Maret 2025.

(Rahmat Fiansyah)