
IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street bersiap menghadapi pekan krusial, setelah tiga indeksnya ditutup variatif pada pekan sebelumnya.
Serangkaian laporan keuangan perusahaan big cap akan menguji daya tahan pasar yang telah diguncang oleh sentimen kebijakan tarif dagang baru dari Presiden Donald Trump.
Ketegangan tarif yang mengejutkan pada 2 April lalu masih membayangi sentimen investor, dan membentuk ulang ekspektasi terhadap perekonomian global maupun laba korporasi.
Dalam sepekan, S&P 500 terpantau melemah pada pekan ini. Meski sempat rebound, tekanan berlanjut seiring fluktuasi pasar, kendati tidak setajam puncak volatilitas dalam lima tahun terakhir.
Laporan keuangan dari perusahaan raksasa seperti Tesla dan Alphabet (induk Google) menjadi sorotan utama investor. Kedua perusahaan entitas grup Magnificent Seven ini kerap menjadi lokomotif kenaikan pasar saham, layaknya LQ45 dalam bursa saham Indonesia
Hingga April 2025, saham Alphabet tercatat turun sekitar 20 persen, sementara Tesla anjlok hingga 40 persen.
CEO IG North America sekaligus Presiden Tastytrade, JJ Kinahan, menyoroti pentingnya strategi dari para pimpinan perusahaan dalam menavigasi masa-masa penuh ketidakpastian akibat fluktuasi kebijakan tarif.
Melansir Investing, Minggu (20/4/2025), Tesla dijadwalkan merilis kinerjanya pada 22 April mendatang. Perusahaan milik Elon Musk itu menjadi pusat perhatian, bukan hanya karena tekanan bisnis, tapi juga karena kedekatan pribadi Musk dengan Presiden Trump.
Di sisi lain, Alphabet akan diuji dari sisi belanja modal yang terkait dengan pengembangan kecerdasan buatan (AI), serta proyeksi belanja iklan yang mulai melambat.
Tekanan terhadap saham Alphabet meningkat setelah putusan hakim menyatakan Google melakukan praktik dominasi ilegal di dua pasar teknologi iklan digital.
Selain Tesla dan Alphabet, nama-nama besar seperti Boeing, IBM, Merck, Intel, dan Procter & Gamble juga akan mengumumkan kinerja mereka. Hasil kinerjanya dapat menjadi barometer bagi investor dalam menilai seberapa besar dampak tarif terhadap sektor riil.
Sementara itu, perhatian juga tertuju pada Federal Reserve. Presiden Trump pada Kamis lalu kembali melontarkan kritik terhadap Gubernur The Fed Jerome Powell, dan menyerukan pemecatan sang gubernur sembari mendesak pemangkasan suku bunga.
Pernyataan itu kontras dengan sikap Powell yang sehari sebelumnya menyatakan bank sentral masih membutuhkan lebih banyak data sebelum memutuskan arah kebijakan moneter selanjutnya.
Ekspektasi pertumbuhan laba emiten di indeks S&P 500 pun menurun. Menurut data LSEG IBES, proyeksi pertumbuhan laba tahun 2025 kini berada di angka 9,2 persen, jauh di bawah estimasi awal tahun yang mencapai 14 persen.
Indeks Volatilitas Cboe (VIX), yang menjadi indikator kekhawatiran pasar, sempat melonjak ke level 60 pasca-pengumuman tarif Trump. Meski telah menurun ke angka sekitar 30, level ini masih jauh di atas rata-rata historis jangka panjang.
(DESI ANGRIANI)
作者:20/04/2025 13:00 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()