
IDXChannel - PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) telah mengonfirmasi dianggarkannya dana belanja modal (capital expenditure/capex) Perseroan di sepanjang 2025 ini sebanyak Rp1,2 triliun.
Penggunaan dana sebesar itu akan lebih difokuskan pada upaya pengembangan segmen menara, termasuk pembangunan menara baru dan peningkatan kapasitas menara yang sudah ada.

Dengan ditopang oleh adanya dana jumbo tersebut, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) itu percaya diri bakal mampu mengejar target perolehan pendapatan yang dipatok hingga Rp1,8 triliun sampai akhir tahun nanti.
Target tersebut dinilai cukup realistis, seiring dengan proses merger yang tengah dilakukan oleh PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), yang dinilai bakal membuat ceruk pasar industri telekomunikasi dan digital infrastruktur ke depan semakin sehat dan menjanjikan.

"Kami masih melihat industri digital infrastruktur sebagai sektor yang menarik dan berpotensi tumbuh. Meski, merger EXCL-FREN memang bakal berdampak pada utilisasi aset, tapi kami yakin secara konsolidasi industri justru lebih sehat," ujar Advisor Group Investor Relation TOWR, Adam Gifari, dalam keterangan resminya, Rabu (23/4/25).
Karenanya, Adam mengaku optimistis terhadap proyeksi kinerja Perseroan ke depan, sebagai imbas positif dari semakin sehatnya dinamika bisnis di industri telekomunikasi dan digital infrastruktur.

Di lain pihak, dengan asumsi bahwa kinerja Perseroan dan kondusifitas industri secara keseluruhan dapat berjalan sesuai harapan, maka Adam juga yakin hal tersebut bakal cukup membantu Perseroan dalam upayanya memenuhi aturan free float dari Bursa Efek Indonesia (BEI) minimal sebesar 7,5 persen.
Asumsinya, dengan catatan kinerja Perseroan yang semakin kinclong, tentu akan menarik investor untuk masuk dalam jajaran pemegang saham dari entitas bisnis Djarum Group tersebut.
Sejauh ini, dikatakan Adam, pihaknya juga berhasil mencatatkan kinerja positif, hingga memiliki fondasi pendanaan yang kuat, sehingga senantiasa siap untuk menggenjot ekspansi demi menjawab tantangan di pasar.
"Namun dengan adanya harga yang naik cukup signifikan, ini tentu membuat saham SUPR menjadi kurang liquid, sehingga menjadi salah satu alasan belum tercapainya porsi free float sesuai ketentuan BEI," ujar Adam.
Saat ini, berdasarkan data BEI, kepemilikan saham SUPR oleh masyarakat non warkat sebesar 29,98 juta saham, atau setara dengan 2,63 persen. Sementara PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) menguasai 1,1 miliar saham, atau mencapai 97,37 persen dari total jumlah saham beredar.
(taufan sukma)
作者:24/04/2025 14:11 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: followme.asia
加载失败()